Surabaya, 19 Desember 2020 – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi langkah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Aice Group dalam membagikan 5 juta masker medis berkualitas di berbagai wilayah Indonesia. Perbaikan kedisiplinan dan pembagian masker medis SHIELD produksi pabrik Aice di Mojokerto ini, menurutnya dapat mencegah penyebaran virus Covid-19 yang lebih luas di provinsi yang dipimpinnya.
Pernyataan Khofifah tersebut disampaikan dalam kesempatan seri kegiatan distribusi 5 juta masker medis di 20 wilayah Indonesia yang sedang menyambangi wilayah yang dipimpinnya. Peluncuran distribusi lebih dari setengah juta masker ini, memberikan penguatan masker kepada berbagai masyarakat yang rentan tertular virus berbahaya ini. Mereka antara lain lembaga keagamaan, petugas kebersihan, petugas pemakaman, pelajar, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan elemen masyarakat kelas bawah lainnya ini. Peluncuran dilakukan di Gedung Grahadi, Kota Surabaya pada Sabtu (19/12) siang ini.
“Saya mengapresiasi kegiatan pentahelix KSP, GP Ansor, Aice Group dan elemen stakeholder lain dalam memperkuat aspek pencegahan dan edukasi masyarakat. Distribusi masker medis di Surabaya, Malang, wilayah terdampak Semeru Lumajang, dan berbagai daerah lain oleh sahabat-sahabat kita ini, tentu akan signifikan memberi perbaikan. Masyarakat yang tangguh, industri tangguh, organisasi kemasyarakatan yang tangguh, dan lainnya akan membuat Jawa Timur makin tangguh melawan cobaan pandemi ini,” jelas Khofifah.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum PP GP Ansor Mohammad Haerul Amri menjelaskan bahwa aktifitasnya bersama Aice Group, KSP dan banyak stakeholder penting dari berbagai agama, suku, kelompok dan profesi ini adalah gerakan kemanusiaan yang plural dan kolektif secara pentahelix.
“Sedari awal korona muncul di tanah air, GP Ansor sudah bergerak bersama Aice dan berbagai pihak untuk memperbaiki keadaan. Di awal sekali, kami mendistribusikan APD yang saat itu sangat langka di kalangan tenaga kesehatan. Aice dan GP Ansor masuk ke belasan rumah sakit Jabodetabek, Rembang dan Wisma Atlet untuk mengantarkan APD dan sejuta es krim. Sekarang kami memperkuatknya, dengan membangun gerakan pentahelix ini. Ikhtiarnya, 5 juta masker bagi masyarakat grass root yang rentan tertular akan membangun ketangguhan bangsa kita melawan Covid-19,” kata Amri.
Sementara itu, dari Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur, H. M. Syafiq Syauqi selaku Ketua menyatakan bahwa Jawa Timur memiliki “dobel cobaan” dalam masa pandemi ini. Ia
menilai, berbagai cobaan bagi anak bangsa Indonesia saat ini cukuplah berat dan membutuhkan kerjasama yang kuat dalam melaluinya.
“Dua masalah besar saat pandemi yang harus kita bahu membahu memperbaikinya. Pertama, korona dan dampak yang timbul saja sudah cukup berat untuk kita lalui. Belum lagi berbagai kejadian bencana seperti aktifitas gunung berapi dan berbagai dampak musim seperti banjir dan longsor juga menjadi cobaan kita semua. Insya Allah dengan semangat kekeluargaan dan kerja bersama, kita bisa mawas dan saling memperkuat diri satu sama lain. Insya Allah bangsa ini akan makin kuat dan rekat dalam menjalani cobaan, Amin,” kata Gus Syafiq.
uru Bicara sekaligus Brand Manager dari produsen es krim Aice Group Sylvana mengatakan bahwa gerakan kolektif berupa pentahelix semua anak bangsa yang peduli atas cobaan yang sedang kita hadapi bersama. Misi kemanusiaan yang dijalankan GP Ansor dan produsen es krim Aice ini, adalah aksi bersama Pemerintah Pusat melalui KSP dan Pemerintah Daerah yang berbasis komunitas dengan menitikberatkan kepada peran dari organisasi dan tokoh di masyarakat, akademisi, dan dukungan swasta, serta komunikasi yang efektif melalui media massa. Wanita yang juga menjabat Brand Manager Aice Group ini menilai, kegiatan kolektif adalah kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis.
“Aice bersama dengan banyak pemangku kepentingan di 20 kota yang kami berikan 5 juta masker ini akan selalu bergerak bersama. Kuantitas yang cukup dan edukasi soal disiplin penggunaan masker berkualitas, serta dukungan kearifan lokal dari para tokoh agama dan budaya di masyarakat menjadi kunci gerakan kita bersama ini,” kata Sylvana